Tuesday, 9 June 2015

Modul 8 - Jaringan

DOWNLOAD

Mind Map: Jaringan

SKENARIO 

PASIEN PERTAMAKU

Malik, 18 tahun adalah seorang mahasiswa semester I di sebuah Fakultas Kedokteran ternama di Mataram. Beberapa hari yang lalu, Pak Karso tetangga Malik, bertanya kepada Malik tentang hasil pemeriksaan laboratorium Patologi Anatomi miliknya. Sebelumnya Pak Karso mengaku telah menjalani operasi prostat. Malik kemudian membacanya dan kemudian mengetahui kalau Pak Karso, 68 tahun, menderita Benign Prostat Hyperplasia, tertulis juga : tampak jaringan prostat dengan sel-sel kelenjar prostat tampak hyperplasia, tidak tampak tanda keganasan.

Malik jujur belum mengetahui penjelasan lebih lanjut tentang pertanyaan Pak Karso dan berjanji akan menjawab pertanyaan Pak Karso beberapa hari kemudian. Di kamarnya, Malik kemudian mencari jawaban dengan membaca buku teks dan membuka internet. Banyak pertanyaan berkecamuk di pikirannya, tentang berbagai sel dan jaringan  di tubuh manusia yaitu salah satunya adalah sel kelenjar prostat, apakah itu hiperplasia, kenapa suatu sel dapat mengalami hiperplasia, hal apakah yang menyebabkan hiperplasia, dan masih banyak pertanyaan lain yang ingin segera dia cari jawabannya.  Dalam hatinya berucap, terimakasih Pak Karso yang secara tidak langsung membuatnya pintar karena belajar.

LEARNING OBJECTIVES

1. Bagaimana proses regenerasi jaringan?
2. Bagaimana mekanisme terjadinya jejas sel?
3. Bagaimana struktur dan fungsi jaringan epitel dan jaringan ikat?
4. Bagaimana respon sel terhadap jejas sel?

PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE

Proses regenerasi jaringan

(a) Fase Inflamasi
Fase ini terjadi selama 72 jam dan diawali dengan perdarahan selama 30 menit karena pecahnya pembuluh darah. Di fase ini juga akan terasa nyeri, bengkak, dan panas. Di sini juga dimulai proses perbaikan jaringan dengan pembentukan jaringan fibrin.
(b) Fase Fibroelastic Repair
Fase ini terjadi  selama 48 jam sampai 6 minggu. Di fase ini terjadi pula proses rebuild dan regenerasi jaringan. Bekas luka akan tersintesis menjadi jaringan parut dan terjadi pemendekan jaringan di area cidera.
(c) Fase Remodeling
Fase ini terjadi selama 3 minggu sampai 12 bulan. Pada fase ini, jaringan yang memendek perlahan kembali menjadi jaringan yang sesuai fungsinya.

Mekanisme terjadinya jejas sel

1. Mekanisme biokimia secara umum
-Deplesi ATP : hilangnya ATP
-Deprivasi Oksigen : Kurangnya oksigen daan menyebabkan henti darah
-Homeostatis kalsium : Ca dari Re dimitokondria keluar, ion kalsium di sitosol meningkat
-Permeabilitas membran plasma turun : membran plasma dirusak bakteri dan virus
-Kerusakan mitokondria : disfungsi pada mitokondria

2. Jejas iskemik ( kekurangan aliran darah) dan jejas hipoksis (kekurangan oksigen)

3. Jejas iskemik dan reperfusi (pengingkata kadar kalsium intrasel menjadi tidak utuh)

4. Radikal bebas (hasil dari aktivitas seluler)

5. Cedera kimiawi 
-langsung 
-tidak langsung
jejas sel

Struktur dan fungsi jaringan epitel dan jaringan ikat

Jaringan Epitel

Jaringan epitel ini berasal dari lapisan embrional, meskipun kebanyakan epitel berasal dari lapisan ektoderm dan endoderm. Ektoderm membangun kornea, epidermis pada kulit dan kelenjar pada kulit. Endoderm membentuk hati, pankreas, dan lapisan dari saluran pernapasan dan pencernaan. Lapisan mesoderm membentuk tubulus ginjal, lapisan sistem reproduksi pria dan wanita, dan lapisan endotelium dari sistem sirkulasi.

Jaringan epitel terdiri atas sel-sel polihedral yang satu sama lain saling berhimpitan, yang dibatasi oleh substansi ekstrasel dalam jumlah yang sangat sedikit. Fungsi utama dari jaringan epitel ini adalah menutupi dan membatasi permukaan, absorpsi, sekresi, sensasi, dan kontraktilitas. Pada jaringan ini sel-sel epitelnya berhubungan dengan lamina basalis.

Bentuk sel-sel penysusun jaringan epitel bermacam-macam. Ada gepeng/pipih, kuboid, dan silindris. Bentuk inti dapat dijadikan petunjuk untuk dapat membedakan ketiga jenis sel epitel ini. Epitel dibagi menjadi dua kelompok utama berdasarkan struktur serta fungsinya, yaitu epitel pelapis dan epitel kelenjar.

a. Epitel Pelapis
Merupakan jaringan epitel yang melapisi atau menutupi permukaan luar dan juga melapisi rongga tubuh. Berdasarkan  jumlah lapisan sel dan morfologinya, epitel pelapis ini terbagi lagi menjadi beberapa jenis yaitu :

1. Epitel Selapis. Jaringan epitel ini hanya tersusun atas satu lapis sel. Contohnya :
- Epitel selapis gepeng/pipih, tersusun atas satu lapisan sel epitel berbentuk pipih. Biasanya  jaringan epitel ini membatasi pembuluh darah, melapisis rongga perikardium, peritoneum, dan pleura. Fungsinya erat kaitannya dengan pertugaran gas dan sekresi molekul.
- Epitel selapis kuboid, tersusun atas sel-sel yang berbentuk kubus dengan inti bulat di tengahnya.Biasanya terdapat pada ovarium dan kelenjar tiroid.
- Epitel selapis Silindris, tersusun atas sel-sel berbentuk silindris memanjang. Fungsinya untuk proteksi dan sekresi. Ada yang bersilia ada yang tidak. Contohnya ada pada lapisan yang melapisi usus. 

2. Epitel Bertingkat. Tersusun atas sel-sel epitel, dengan inti di berbagai tingkat, tidak semua sel ada pada lamina basalis dan mencapai permukaan. Contohnya yang bersilia pada saluran napas.

3. Epitel Berlapis. Tersusun atas dua lapisan sel atau lebih. Contohnya :
- Epitel berlapis gepeng/pipih . Epitel berlapis gepeng ini ada yang dilapisis lapisan tanduk/keratin ada yang tidak. Jaringan yang dilapisis keratin ini contohnya pada kulit. Sedangkan yang tidak berlapis keratin contohnya antara lain mulut,esofagus, dan vagina. 
- Epitel berlapis kuboid. Terdapat pada kelenjar keringat, folikel ovarium. Fungsinya untuk proteksi dan sekresi.
- Epitel Transisional. Tersusun atas sel mirip kubah yang bukan berbentuk pipih ataupun silindris. Bentuk sel-sel ini akan berubah sesuai derajat  peregangan. Contohnya pada kandung kemih
- Epitel berlapis silindris . Tersusun atas beberapa lapis sel-sel silindris. Contohnya pada konjungtiva.
epitel pelapis


b. Epitel Kelenjar
Merupakan jaringan yang dibentuk oleh sel-sel epitel untuk menghasilkan sekret. Sel-sel ini dapat menyintesis, menyimpan, dan menyekresikan lipid, protein, dan senyawa karbohidrat.  Terdapat dua jenis epitel kelenjar, yaitu:

1. Kelenjar Eksokrin (Yun. exo, di luar, + krinein, memisahkan) tetap berhubungan dengan epitel permukaan tempat kelenjar tersebut berasal. Kelenjar eksokrin memiliki bagian sekresi, yang mengandung sel yang melakukan poses sekresi, dan duktus, yang mengangkut secret keluar kelenjar. Kelenjar simplex hanya memiliki satu duktus yang tidak bercabang, sedangkan kelenjar complex memiliki duktus yang bercabang-cabang. Kelenjar simplex dapat berbentuk tubular, tubular bergelung, tubular bercabang atau asinar. Kelenjar complex ada yang tubular, asinar, atau tubuloasinar. Menurut cara penggetahan, kelenjar eksokrin dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
- Merokrin : granula sekretori meninggalkan sel melalui eksositosis, tanpa kehilangan materi sel yang lain. Contohnya pada pankreas.
- Holokrin : produk sekresi dikeluarkan bersama sel utuh suatu proses yang melibatkan destruksi sel yang berisikan zat sekresi. Contohnya pada kelenjar sebasea.
- Apokrin : produk sekresi dilepaskan bersama sebagian sitoplasma apical. Contohnya pada glandula mammae.

2. Kelenjar Endokrin (Yun. endon, di dalam, + krinein) hubungannya terputus dengan epitel permukaan tempat asalnya. Kelenjar endokrin dapat diedakan berdasarkan pengelompokan selnya. Jenis pertama, sel-sel berkelompok menyusun deretan-deretan yang saling berhubungan, menyusup diantara kapiler darah yang melebar. Contohnya, kelenjar adrenal, paratiroid. Pada jenis kedua, sel melapisi suatu folikel berisikan materi non seluler. Contohnya kelenjar tiroid.

pembentukan kelenjar
Gambar Pembentukan Kelenjar

Jaringan Ikat 

Jaringan ini berkembang dari mesenkim, yaitu jaringan embrional yang terdiri atas sel-sel panjang yang bernama sel mesenkim. Mesenkim berkembang dari lapisan tengah embrio yaitu mesoderm. Sel-sel mesodermal bermigrasi dari tempat asalnya, mengelilingi dan menyusup ke dalam organ-organ yag sedang berkembang.  Unsur pembentuk utama jaringan ini adalah matriks ekstrasel, yang terdiri dari serat protein dan substansi dasar. Struktur jaringan ikat secara umum terdiri atas sel, serat, dan substansi dasar. 

a. Sel-sel jaringan ikat.

1. Fibroblas. Fibroblas ini berfungsi untuk menyintesis komponen-komponen matriks ekstra seluler. Sel fibroblas merupakan sel yang terbanyak yang ada pada jaringan ikat. Sel ini dapat berada dalam dua keadaan. Bila dia telah aktif dinamakan dengan fibroblas, bila inaktif dinamakan dengan fibrosit. 
2. Sel Plasma adalah sel lonjong dan besar dengan sitoplasma basofilik, karena banyaknya REK jangka hidup rata-rata berlangsung singkat, yaitu 10-20 hari. Sel plasma berasal dari limfosit B dan berfungsi memproduksi antibodi.
3. Makrofag berperan dalam proses fagositosis, penghancuran debris dan komponen sel yang telah rusak.
4. Sel Mast menghasilkan histamin yang berperan dalam dilatasi pembuluh darah. Bentuknya bulat sampai lonjong, sitoplasmanya dipenuhi granul sekretori basofilik inti bulat agak kecil terletak di tengah.
5. Sel Adiposa merupakan sel penimbun lemak
6. Leukosit berperan dalam sistem pertahanan sel.

b. Serat pada jaringan ikat 

1. Serat Kolagen : merupakan protein strutural, yang telah dipengaruhi oleh lingkungan dan kebutuhan fungsional, berkembang untuk memperoleh berbagai tingkat kekakuan, kelenturan dan kekuatan.
2. Serat Retikulin : sangat halus, serat-serat ini membentuk anyaman luas di organ tertentu.
3. Serat Elastin : teriri atas tiga jenis serat, oksitolan, elaunin, dan elastin. Oksitolan; tidak elastis dan sangat resisten terhadap tarikan, serat elastin; mudah teregang bila ditarik

c. Substansi dasar
1. Glikosaminoglikan : polisakarida yang dibentuk oleh rentetan unit disakarida, yang biasanya terdiri dari sebuah asam uronat (asam glukuronat/iduronat) dan sebuah heksosamin (glukosamin/galaktosamin).
2. Proteoglikan : terdiri atas inti protein yang terkait dengan empat glikosaminoglikan utama (dermatan sulfat, kondroitin sulfat, keratan sulfat, dan heparan sulfat)
3. Glikoprotein multiadhesif : merupakan senyawa yang mengandung bagian protein tempat karbohidrat melekat.

d. Jenis jaringan ikat
Terdapat beberapa jenis jaringan ikat. Nama yang diberikan pada berbagai jenis jaringan ikat, merujuk pada komponen yang dominan dalam jaringan atau ciri struktural jaringan tersebut. Adapun jenis dari jaringan ikat tersebut adalah:

1. Jaringan Ikat Sejati 
a. Jaringan Ikat Longgar : menunjang struktur yang biasanya mengalami tekanan dan gesekan lemah. Jaringan ikat longgar mempunyai konsistensi halus. Bersifat fleksibel, tidak terlalu resisten terhadap stress. Mengisi ruang antara serat-serat dan otot, menunjang jaringan epitel, dan membentuk lapisan luar pembuluh darah dan pembuluh limfa. Banyak terdapat fibroblast dan makrofag. Serat kolagen dan elastic kurang. Terdapat pada dermis, subcutis, pleura.
b. Jaringan Ikat Padat : Kurang fleksibel, tahan terhadap stress, banyak terdapat fibroblast. 
- Tidak teratur : serat-serat kolagennya tersusun berupa berkas-berkas tanpa adanya orientasi tertentu dan taha terhadap stress dari segala arah. Jenis ini ditemukan di tempat-tempat seperti dermis. 
- Teratur : berkas kolagen tersusun menurut pola tertentu. Tersusun dari fibroblast dengan orientasi linier sebagai respon terhadap stress berkepanjangan dalam arah yang sama.
Gambar jaringan ikat padat teratur

2. Jaringan Ikat Khusus 
a. Jaringan Adiposa.
Merupakan jaringan yang tersusun atas sel lemak. Dikenal dua jenis jaringan adiposa dengan lokasi, struktur, dan warna yang berbeda. Yaitu :
- Jaringan Adiposa Unilokular, yang terdiri atas sel-sel dengan lemak berwarna putih sampai kuning. 
- Jaringan Adiposa Multilokular, tetes-tetes lemaknya berwarna coklat, yang disebabkan banyaknya kapiler darah dan mitokondria dalam jaringan ini. Pada manusia jaringan ini ditemukan pada bayi-bayi yang baru lahir. Jaringan ini penting bagi bayi karena menghasilkan panas yang melindungi bayi dari udara dingin. Dan jaringan ini akan berkurng saat manusia tumbuh dewasa. 

Jaringan Elastis
Membentuk kerangka arsitektural yang menciptakan lingkungan mikro khusus bagi organ hematopoietic dan organ limfoid. 

b. Jaringan Hemotopoietik
- Eritosit atau sel darah merah. Berbentuk bundar, bikonkaf, dan tidak berinti. Sel ini hanya memiliki inti saat masih muda, nantinya inti sel ini akan mereduksi. Karena dalam sel ini terdapat hemoglobin ( suatu lipid dan protein koloid ), jadi secara tidak langsung sel ini berperan penting dalam proses pengikatan oksigen.
- Leukosit atau sel darah putih. Sel ini bentuknya tidak teratur dan memiliki inti . Sel ini dibentuk di sumsum tulang. Leukosit ada yang granuler (neutrofil,basofil, dan eosinofil ) dan agranuler ( limfosit dan monosit ). Secara umum leukosit berperan dalam proses pertahanan seluler.
c. Jaringan Mukosa
Terutama ditemukan di tali pusat. Jaringan mukosa memiliki banyak substansi dasar yang terutama terdiri dari asam hialuronat. Jaringan ini menyerupai jaringan jeli yang mengandung sedikit serat.

3. Jaringan Ikat Penyokong
a. Tulang rawan  
Jaringan penunjang yang liat dan lentur. Bahan dasar dan kandung tediri dari bahan yang kental, bening, mengandung glikosaminoglikans, asam khondroitin sulfat, dan asam hialuronat. Fungsinya untuk rngka tubuh awal (embrio), menunjang jaringan lunak serta alat dalam, membina pertumbuhan tulang. Ada 3 macam tulang rawan:
- Tulang rawan hialin : bening kebiruan seperti kaca, mengandung serat kolagen yang halus. Rangka utama embrio, yang kemudian digantikan oleh tulang. Pada anak terdapat pada tulang pipa yang sdang tumbuh, berupa kepingan, yang secara berangsur mengalami penulangan (osifikasi). Pada waktu dewasa tulang rawan ini terdapat terutama pada dinding saluran pernafasan, dari rongga hidung sampai bronchi, ujung tulang rusuk dan permukaan tulang di daerah persendian.
- Tulang rawan elastis : warna kekuningan, mengandung serat kolagen, banyak pula serat elastic. Paling kenyal. Terdapat pada tulang rawan telinga luar, epiglottis, saluran eustachius.
- Tulang rawan fibrosa : serat kolagennya padat dan kasar. Perantara antara jaringan pengikat rapat dan tulang rawan hialin. Tidak berperichondrium. Terdapat diantara vertebrae, pada symphysis pubis.
b. Tulang
- Tulang dibedakan menurut ada/tidaknya rongga:
Tulang padat
Tulang berongga
- Tulang dibedakan menurut pertumbuhan tulangnya: 
Tulang primer
Tulang sekunder.

Respon sel terhadap jejas sel

Respon sel bergantung pada besarnya stressor , tipe jejas, durasinya, dan tingkat keparahannya. Racun yang sedikit atau durasi yang cepat bisa menyebabkan jejas sel reversible atau  dalam tahap yang ringan, sedangkn racun yang banyak bisa menyebabkan jejas  irreversible dan kematian sel atau dalam tahap yang berlebih. 
Ringan :
Reversibel  yaitu dimana sel bisa kembali dalam keadaan seperti semula. 
Adapun adaptasi yang dilakukan sel yaitu :
1. Atrofi adalah pengecilan atau penyusutan jaringan otot atau jaringan saraf. Penyebab atrofi termasuk makanan yang buruk, sirkulasi yang buruk, kehilangan dukungan hormonal pada organ, hilangnya suplai saraf, dan penyakit.
2. Hipertrofi adalah peningkatan ukuran jaringan dan menyebabkan penambahan ukuran organ.
3. Hiperplasia adalah peningkatan abnormal dalam jumlah sel dalam suatu organ atau jaringan.
-Hiperplasia fisiologik (dipengaruhi oleh hormon)
-Hiperplasia patologik (dipengaruhi oleh rangsang abnormal)
4. Metaplasia adalah perubahan sel dari sel dewasa yang satu menjadi sel dewasa yang lain dimana sel tersebut berubah menjadi sel yang lebih buruk, contohnya sel kanker.

Berlebih :
Irreversibel yaitu keadaan dimana sel tersebut tidak bisa kembali kekeadaan semula dan akhirnya mati.
Ada dua macam kematian sel yaitu :
1. Apoptosis adalah suatu bentuk kematian sel yang diprogram dalam urutan kejadian yang mengarah pada penghapusan sel tanpa melepaskan zat berbahaya ke daerah sekitarnya. Apoptosis berperan penting dalam mengembangkan dan menjaga kesehatan dengan menghilangkan sel-sel tua atau sel-sel yang tidak perlu. Apoptosis juga disebut kematian sel terprogram atau bunuh diri sel yang telah dipersiapkan penggantinya.
2. Nekrosis adalah kematian patologis satu atau lebih sel atau sebagian jaringan atau organ, yang dihasilkan dari kerusakan ireversibel. Hal ini terjadi ketika tidak ada cukup darah mengalir ke jaringan, baik karena cedera, radiasi, atau bahan kimia.


Penutup

Kesimpulan

Manusia merupakan suatu organisme yang tersusun dari berbagai macam sistem organ, dan sistem organ disusun oleh organ. Sedangkan organ sendiri disusun oleh beberapa jaringan. Di dalam tubuh setiap manusia disusun oleh empat jaringan dasar yang terbentuk dari lapisan-lapisan embrional. Keempat jaringan dasar tersebut ialah, jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. Keempat jaringan tersebut memiliki struktur dan fungsi masing-masing dan sangat khas. Namun keempat jaringan tersebut tetap saling mendukung. 
Sel sebagai penyusun jaringan dapat mengalami suatu cedera atau yang lebih dikenal dengan jejas sel. Hal itu disebabkan oleh berbagai jenis stressor. Diantaranya stressor kimia, biologi, dsb. Bila sel tersebut dapat melakukan adaptasi maka sel tersebut dapat kembali ke bentuknya yang semula, namun jika adaptasi tersebut gagal, maka akan terjadi kematian sel. 


DOWNLOAD

No comments:

Post a Comment